Senin, 22 Desember 2014

selamat datang di my blog. Disini kalian akan mendapatkan sebuah karya sastra yang cukup baik. inilah cerpennya:

Kabut pun mulai sirna
Karya : Irma indriyana

            Ketika warna merah mengarungi angkasa, mentari terbenam disebelah barat, senja datang disaat petang. Aku masih termenung mengkhayalkan suatu keajaiban datang. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan pukulan keras tapi tak sakit dipundakku.
“Kak  lagi ngapain sih senyum-senyum sendiri” tanya adikku yang bernama Jingga
                Jingga adalah adikku yang perempuan. Nama lengkapnya Friska Ayu jingga. Dia anaknya sedikit judes tapi perhatian, terkadang jika sedang marah dia mengacak-acak rumah galaknya minta ampun. Sekarang Jingga duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Dia anak kedua dari 3 bersaudara
                Dan adikku yang laki-laki bernama Kentzie. Nama lengkapnya Muhamad Putra Kent Ziedion. Kentzie anaknya nakal, jahil,iseng tetapi itu hanya pada di lingkungan keluarga saja kalau di sekolah dia anaknya pendiam, dan lembut. Sekarang Kentzie kelas 4 Sekolah dasar. Dia anak ketiga dari 3 bersaudara
                Aku sendiri bernama Rafeska Ayu anggeraini. Panggil aja aku Ayu sekarang aku duduk di kelas 9 SMP. Aku bersekolah di SMP Negeri 01 Jeruklegi Cilacap. Dan aku sendiri anak pertama dari 3 bersaudara.
Lamunanku buyar seketika
“mmm... ngga sedang apa kok!” jawabku
“bohong Kakak bohong...” kata Jingga tak percaya
“Kenapa sih ini anak kepo amat” gumamku
“ ya deh percaya ha..ha..ha..” ujar Jingga sambil tertawa
“ih...ini anak kesambet apa ya masuk ah...” ujarku heran sambil menutup pintu
“kakak...bukain dong aku mau masuk” kata Jingga memelas
Tanpa kusadari ada kentzie dibelakangku
“kakak sedang apa sih?” tanya kentzie
“anak kecil nggak boleh tahu “ jawabku
“kakak pelit nggak mau bagi bagi berita” ujar kentzie
“ih...ini bukan berita kalau kamu kepo cari tahu aja sendiri” sahutku kemudian aku tinggalkan kentzie. Dan aku berjalan menuju kamar tidur.
“ Ya Allah, sampai lupa inikan sudah waktunya sholat maghrib” pikirku. Disaat aku melewati ruang tamu Jingga masih saja diluar kadang-kadang aku juga iseng sama adik-adikku. Langsung kubuka pintu sambil berkata “ aku kira kamu sudah masuk tadi dibukakan pintu oleh kentzie”
“dasar kakak nakal huuh” ejek Jingga
“ apa kamu bilang?” geramku
“ ampun “ ujar Jingga sambil berlari ke kamarnya
Aku pun ke kamar mandi tuk mengambil air wudhu. Setelah itu aku Sholat maghrib. Kemudian aku melihat acara TV yang aku sukai namun hari ini tak tayang jadi aku beranjak ke kamar untuk belajar untuk pelajaran besok. Tetapi baru mau buka LKS aku langsung teringat kejadian tadi di sekolah, aku memang seorang pemimpi yang mengkahayalan suatu keajaiban datang

“ngga..ngga..ngga...sadar...sadar itu ngga mungkin terjadi mana mungkin aku bisa berkhayal seperti itu ya tuhan lupakan dia.”
Cepat-cepat kubuang khayalan ku itu “aku sudah janji sama Doni kalau aku ngga akan pernah berpaling dari dia seandainya aja Doni ada disini pasti...”belum selesai aku berbicara sendiri tiba-tiba. “Ayu apakah kamu di dalam? Ini mama”teriak mamaku dari luar kamarku.
“iya ma, Ayu didalam”sahutku
“bolehkah mama masuk?” tanya Mama
“silahkan ma” jawabku
Mama pun masuk kedalam kamarku
“hai, anak mama udah sholat belum kalau belum solat, solat dulu sana” perintah mama
“ sudah ma tadi. jingga dan kenzie dimana, ma?” tanyaku
“mereka sedang solat. Ayu belajar ya biar pintar nanti mama bangga sama Ayu” jawab mama
“baik ma, pesan mama akan aku laksanakan” sahutku sambil hormat kepada mama
“ah..ngga usah pake hormat segala jadi malu mama, ya sudah mama mau menyiapkan makanan untuk makan malam dulu ya” ujar mama
“silahkan, mamaku yang cantik dan rajin” kataku pada mama
“ ini anak mama yang satu suka memuji mama yang buat mama jadi Ge-er deh..tapi terimakasih ya anak mama yang cantik dan pintar,rajin lagi” puji mama
“you’re welcome, mom” ujarku. Mama pun menutup pintu kamarku
                Dipagi hari yang cerah ini aku masih terbaring di atas kasur busaku. Dan masih terlelap dalam mimpi. Dikala sinar mentari menembus jendela kamarku rasanya punggung ini panas sekali. Ternyata Mama sedang menarik gorden untuk membangunkanku.
                “oh...tenyata Mama yang membangunkanku” gumamku
“akhirnya kamu bangun juga, tadi kamu bangun waktu subuh solat kok terus tidur lagi sih?” ujar Mama
“Tadi masih ngantuk jadi tidur lagi habis solat” sahutku
“Ayu lihat jam dinding sekarang jam berapa?” Perintah Mama
Aku pun menengok jam dinding, jam dinding berdetang 6 kali
“hah....jam enam pagi ya Allah...gimana ini, mah aku mandi dulu ya” kataku sambil berlari ke kamar mandi.
“iya Yu” jawab Mama

Setelah selesai mandi aku bergegas ke meja makan mengambil 2 lembar roti. Kutengok jam di dinding masih jam 07.30 “ masih ada waktu”gumamku
“ kak Ayu buru-buru banget sih..” tanya Jingga
“ lihat jam berapa?” kataku sambil menunjuk jam dinding
“ jam 07.00” sahut Jing7ga
“ ya itu tau sekarang waktunya berangkat sekolah takut terlambat” ujarku
“tapikan jam dinding itu kan dicepatkan 30 menit kak”
“ha..h apa iya” tanyaku
“iya”
“ ya udah deh pelan-pelan saja”
“ha..ha..ha kakak ketipu oleh jam” ejek Jingga
                Saat aku datang ke sekolah aku melihat sahabatku Silvi, Vanie, dan Kirana.
“ hai teman-teman”
“ hai Ayu” sapa mereka
Kami pun menuju ke kelas. Aku duduk di bangku paling depan. Tiba-tiba Vanie temanku yang duduk di sebelahku mengagetkan “hai...kenapa sih melamun saja ada apa?” tanya Vanie
“ mm..ngga ada apa kok Cuma sedikit ngantuk aja kok” kataku sedikit berbohong
“oh...” jawab Vanie singkat
Aku langsung menengok ke arah belakangku dan memandang Wilson
Wilson adalah anak terganteng di sekolahanku. Anaknya sedikit cuek sih tapi aku menyukainya, meski begitu dia terkadang perhatian sama aku.
Di saat bel bunyi tanda istirahat aku bergegas ke kantin tuk membeli makanan. Disaat aku berlari-lari kecil aku tersandung dan hampir jatuh, namun tiba-tiba ada yang menolongku dan tak lain itu adalah Wilson. Rasanya jantungku berdegub kencang. Hatiku tak kuasa akan ini. Aku langsung melepaskan pelukan pertolongan dari Wilson. “terima kasih ya udah mau nolong aku” ucapku
             “sama-sama santai aja,yu”              
Kemudian datang Sonia, Vega, dan Candra. Dan Sonia langsung mengandeng tangan Wilson. Tapi Wilson berusaha tuk melepaskan tangannya dari tangan Sonia
      “   modus banget sih loe pake akting kesandung segala”
      “aku ngga akting kok, adanya kamu yang modus kali”
      “oh...Girlies kasih hadiah buat Ayu”
       “sip...”jawab Vega dan Candra dan lagsung pergi entah kemana.
Lalu Mereka datang dengan ember yang berisi dengan air kemudian menumpahkan air tesebut dan byuuurrr membasahi tubuhku.                                             “ sorry banget ya basah aduh gimana ya?” ujar Vega
 “ngga apa-apa kok” jawabku singkat
Kemudian datang Kirana, Vanie, dan Silvi berlari tergopoh-gopoh. 
“astaga Ayu badan kamu basah banget” kata Kirana
“ iya aduh basah banget sih” ujar Silvi
“ ya sudah kamu ikut aku yuk ke kamar mandi ganti baju” ajak Vanie
 “oke deh..” sahutku
Ternyata Sonia dan teman-temannya telah menyiapkan tali tuk membuat aku dan teman-temanku tersandung. Tetapi aku tak melihatnya dan tiba-tiba hitam, gelap.
Kemudian aku melihat keluargaku dan teman-temanku berada di depan ruang IGD
 “mama kenapa sih menangis?” tanyaku pada mama yang sedang menangis, namun tidak ada respon sama sekali aku pun bertanya kepada Silvi “Sil, kenapa sih muka kalian pada sedih ada apa?” tanyaku namun tidak ada respon juga. “pasti mereka sedang mengerjaiku”gumamku
“ah...ngga usah pada akting kenapa kalian pasti lagi ngerjain aku kan” tidak ada respon juga
“kenapa mereka semua diam ya” gumamku semakin bingung dan penasaran apa yang 
sedang mereka tangisi
                   Aku pun menengok ke jendela kamar rawat tersebut. Aku tersontak kaget kenapa diriku ada disana ya melainkan aku sedang ada di sini ini semakin membuatku bingung. “atau mungkin ini rohku ya?” tanyaku pada diri sendiri. Aku langsung ingin masuk ke ruang tersebut dan tiba-tiba aku menembus tembok ada apa ini apa mungkin raga dan jiwaku terpisah. Aku harus masuk ke ragaku. Aku pun langsung memasuki tubuhku. Kemudian penglihatanku kabur sekali aku melihat di sekelilingku.
 akhirnya kamu sadar juga, nak” sambut mama
Lalu datang Sonia dan teman-temannya. Kemudian mendekatiku
“ maafkan segala kesalahan kita ya Ayu” kata Sonia
“aku maafkan kamu saat kamu bersalah kok” jawabku
“beneran Ayu kamu maafin kita” kata Vega dan Kirana
“iya” sahutku
Aku tersenyum melihat ulah mereka. Aku senang sekali mereka berubah. Dan Wilson mendekatiku
 “ semoga kamu cepat sembuh dan pulang lalu bisa sekolah”
 “amin..”
 “ kita khawatir lho sama kamu”
 “ oh ya”
 “suer deh”
 “ kamu tau ngga apa yang membuat kamu jadi kesini”
 “apa sih?”
“kamu tersandung dan kepala kamu terbentur semen keras yang untuk duduk duduk itu lho”
“oh..”
“untung kamu ngga amnesia”
“allhamdulilah berkat Allah”
                  
                   Esok harinya aku boleh pulang ke rumahku. Aku sangat ingin sekali pulang lalu berangkat sekolah namun aku belum boleh sekolah dulu karena kesehatanku belum pulih sangat. Tapi Allhamdulillah aku sudah boleh pulang



puisi

bundaku
oleh: Irma Indriyana

ketika langit berubah menjadi kelabu
ketika hujan mengguyur tanah yang berbau
ketika hembusan angin melambaikan daun randu
disini daku termangu
menyaksikan keindahan alam tanpa dirimu
disini aku mengingat masa yang masih terkenang 
masa-masa itu
bundaku
tanpa dirimu aku terasa lesu
bunda, andai kau tahu
bahwa aku sangat cinta padamu